Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat, lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah. Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Gendola (Basella rubra Linn.)
Sinonim : Basella alba, Linn. Basella cordifolia, Lamk.
Familia : Basellaceae
Nama Lokal :
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
Seluruh tanaman:
- Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah.
- Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit
(anyang-anyangan).
- Influenza.
- Sembelit.
- Borok, bisul dan abses.
Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella).
- Puting susu pecah-pecah.
Akar : - Pegal linu, rematik.
Buah : - Radang selaput mata (conjungtivitis).
PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau
30 g akar, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus, buntu:
Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih,
potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai
bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat
dan dinginkan, Ialu diminum.
2. Influenza:
15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam
dan diaduk sampai larut. Minum.
3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan.
4. Kencing sedikit :
70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya.
Setelah dingin diminum seperti air teh.
5. Berak darah:
25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam
betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak
dengan air secukupnya.
6. Dada terasa panas dan sesak:
70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai
kental. Campur dengan arak, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Hilangkan panas dalam, hilangkan racun dan mengeluarkan organisme penyebab sakit dari darah. KANDUNGANKIMIA: Daun: Glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida seperti L-arabinose, D-galactose, L-rhamnose dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B dan C. [iptek.net.id]
Gendola (Basella rubra Linn.)
Sinonim : Basella alba, Linn. Basella cordifolia, Lamk.
Familia : Basellaceae
Nama Lokal :
Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman.
KEGUNAAN:
Seluruh tanaman:
- Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah.
- Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit
(anyang-anyangan).
- Influenza.
- Sembelit.
- Borok, bisul dan abses.
Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella).
- Puting susu pecah-pecah.
Akar : - Pegal linu, rematik.
Buah : - Radang selaput mata (conjungtivitis).
PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau
30 g akar, direbus.
CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus, buntu:
Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih,
potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai
bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat
dan dinginkan, Ialu diminum.
2. Influenza:
15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam
dan diaduk sampai larut. Minum.
3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan.
4. Kencing sedikit :
70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya.
Setelah dingin diminum seperti air teh.
5. Berak darah:
25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam
betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak
dengan air secukupnya.
6. Dada terasa panas dan sesak:
70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai
kental. Campur dengan arak, minum.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Hilangkan panas dalam, hilangkan racun dan mengeluarkan organisme penyebab sakit dari darah. KANDUNGANKIMIA: Daun: Glucan c, carotene, organic acid, dan mucopolysacharida seperti L-arabinose, D-galactose, L-rhamnose dan aldonic acid. Juga mengandung saponin, vitamin A, B dan C. [iptek.net.id]
Berupa semak, pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau dipelihara sebagai tanaman obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau.
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.)
Sinonim : Gendarussa vulgaris, Nees. Justicia dahona Buch., Ham. Justicia nigricans, Lour. Justicia salicina, Vahl.
Familia : Acanthaceae
Nama Lokal :
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture).
2. Reumatik persendian.
3. Bisul, borok, koreng.
PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga.
PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat
yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah, bisul:
Yang segar dilumatkan atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan
arak, cuka secukupnya, untuk kompres. Tulang yang patah sudah
dalam posisi yang benar dan terfiksasi.
2. Memar, keseleo, reumatik:
15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum
airnya.
3. Memar:
Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api. Tempelkan ke
tempat sakit.
CATATAN :
Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata dan telinga.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah (Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik. KANDUNGAN KIMIA: Justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid yang agak beracun.[iptek.net.id]
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.)
Sinonim : Gendarussa vulgaris, Nees. Justicia dahona Buch., Ham. Justicia nigricans, Lour. Justicia salicina, Vahl.
Familia : Acanthaceae
Nama Lokal :
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture).
2. Reumatik persendian.
3. Bisul, borok, koreng.
PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga.
PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat
yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah, bisul:
Yang segar dilumatkan atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan
arak, cuka secukupnya, untuk kompres. Tulang yang patah sudah
dalam posisi yang benar dan terfiksasi.
2. Memar, keseleo, reumatik:
15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum
airnya.
3. Memar:
Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api. Tempelkan ke
tempat sakit.
CATATAN :
Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata dan telinga.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah (Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik. KANDUNGAN KIMIA: Justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid yang agak beracun.[iptek.net.id]
Tanaman perdu, tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih kurang 5 cm, mahkota 5 I ielai berbentuk lonjong, warna ungu, buah berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam. Bagian yang Digunakan Sari daun yang dikeringkan (gambir).
Gambir (Uncaria gambir (Hunter.) Roxb.)
Sinonim : Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir
Familia : Rubiaceae.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit dan kelat. KHASIAT Astringen dan hemostatik. PENELITIAN Zulfadli, 1989. Farmasi, FMIPA UNAND. Telah dilakukan uji mikrobiologi ekstrak daun dan ranting Gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak daun dan ranting Gambir dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Disentri.
2. Mencret.
3. Luka bakar (obat luar).
4. Luka (obat luar).
5.Sariawan mulut (obat kumur).
6. Suara parau (obat kumur).
RAMUAN DAN TAKARAN
Mencret
Ramuan:
Gambir sepotong
Induk Kunyit sepotong
Herba Patikan Cina segar segenggam
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 3 hari. Bila belum sembuh segera dibawa ke dokter terdekat.
Suara Parau dan Sariawan Mulut
Ramuan:
Gambir sepotong
Daun Sirih segar 3 helai
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau seduhan.
Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.
Catatan
Ada beberapa bentuk Gambir antara lain:
1. Gambir Bulat.
2. Gambir Papan.
3. Gambir Paku.
Gambir merupakan bahan penting untuk makan sirih (nginang). Kebiasaan makan sirih menyehatkan gusi, gigi, dan tenggorokan.
Komposisi :
Kandungan Kimia Katekin, kuersetin, zat samak katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam. [iptek.net.id]
Gambir (Uncaria gambir (Hunter.) Roxb.)
Sinonim : Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir
Familia : Rubiaceae.
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit dan kelat. KHASIAT Astringen dan hemostatik. PENELITIAN Zulfadli, 1989. Farmasi, FMIPA UNAND. Telah dilakukan uji mikrobiologi ekstrak daun dan ranting Gambir terhadap beberapa bakteri penyebab diare secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak daun dan ranting Gambir dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Disentri.
2. Mencret.
3. Luka bakar (obat luar).
4. Luka (obat luar).
5.Sariawan mulut (obat kumur).
6. Suara parau (obat kumur).
RAMUAN DAN TAKARAN
Mencret
Ramuan:
Gambir sepotong
Induk Kunyit sepotong
Herba Patikan Cina segar segenggam
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 3 hari. Bila belum sembuh segera dibawa ke dokter terdekat.
Suara Parau dan Sariawan Mulut
Ramuan:
Gambir sepotong
Daun Sirih segar 3 helai
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau seduhan.
Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.
Catatan
Ada beberapa bentuk Gambir antara lain:
1. Gambir Bulat.
2. Gambir Papan.
3. Gambir Paku.
Gambir merupakan bahan penting untuk makan sirih (nginang). Kebiasaan makan sirih menyehatkan gusi, gigi, dan tenggorokan.
Komposisi :
Kandungan Kimia Katekin, kuersetin, zat samak katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam. [iptek.net.id]
Tanaman berumpun, tegak, tinggi lebih kurang 1,5 meter. Batang bulat, masif, tidak bercabang, warna kuning atau jingga. Daun tunggal, berpelepah, bulat panjang, ujung runcing, tepi rata, panjang 35-100 cm, lebar 3-12 cm, warna hijau. Bunga majemuk, berumah satu, bunga jantan dan betina bentuk bulir, di ujung batang dan di ketiak daun, warna putih. Buah berbentuk tongkol, panjang 8-20 cm, warna hijau kekuningan.
Jagung (Zea mays L.)
Sinonim :
Familia : Poaceae (Gramineae).
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Maidis Stigmata; Rambut Jagung. Maidis Amylum; Pati Jagung.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Agak manis. Khasiat Antilitik, diuretik, dan hipotensif. PENELITIAN Sukensri Hardianto, 1989. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Dr. Ediati S., Apt. dan DR. Sasmito. telah melakukan penelitian pengaruh infus tongkol Jagung muda terhadap daya larut batu ginjal kalsium secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata: 1. Adanya pengaruh antara kadar infus dan kadar kalium vang teriarut dalam larutan. 2. Adanva pengaruh antara kadar infus dan kadar Y{alsium vang terlarut dalam larutan. 3. Batu ginjal kalsium mempunyai daya larut paling besar dalam infus tongkol Jagung muda dengan kadar 5%. Pada kadar infus yang lebih tinggi daya larutnya mengalami penurunan
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Rambut dan tongkol muda
KEGUNAAN
Rambut atau tongkol muda:
1. Batu empedu.
2. Batu ginjal.
3. Busung air pada radang ginjal.
4. Busung perut.
5. Hepatitis.
6. Kencing manis.
7. Radang kandung empedu.
8. Sirosis.
9. Tekanan darah tinggi.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batu Empedu
Ramuan:
Jagung muda 5 tongkol
Herba Kumis Kucing segar 5 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
diulang selama 14 hari.
Batu Ginjal
Ramuan:
Jagung muda 4 tongkol
Rambut Jagung 1 genggam
Daun Keji Beling segar 8 helai
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari. Setelah batu keluar, baik berupa kerikil, butiran maupun buih pengobatan dihentikan, kemudian diteruskan dengan minum Jamu Kumis Kucing dan Meniran yang tertera pada paparan Kumis Kucing.
Tekanan Darah Tinggi :
Ramuan:
Jagung muda 5-7 tongkol
Rambut Jagung 1 genggam
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.
Penggunaan rambut Jagung supaya hati-hati karena tekanan darah dapat turun dengan cepat.
Komposisi :
Rambut : Saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit. Bunga : Stigmasterol. [iptelk.net.id]
Semak, menjalar, permukaan batang halus, berduri, warna hijau keputihan. Daun tunggal, lonjong, berseling, ujung lancip, pangkal tumpul, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan, di ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota hijau kemerahan. Buah bulat setelah tua biru kehitaman. Biji bentuk ginjal. Bagian yang Digunakan Rimpang.
Gadung (Dioscorea hispida Dennust)
Sinonim : Dioscorea daemona Roxb. Dioscorea hirsuta Bl. Dioscorea triphylla Auct.
Familia : Dioscoreaceae
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bitule, Bunga meraya (Manado); Gadung, Gadung ribo (Sumatera Barat); Gadung (Sunda); Gadung (Jawa); Ghadhung (Madura); Gadung, Sikapa, Skapa (BeIitung); Iwi (Sumbawa); . Ondot in lawanan, Pitur (Minahasa); Siapa (Bugis); Sikapa (Makasar); Boti (Roti); Lei (Kai); Uhulibita, Ulubita (Seram); Hayule, Hayuru (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Dioscoreae hispidae Rhizoma; Rimpang Gadung
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Anti inflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog. PENELITIAN Serafinah Indriyani, 1986. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan umbi Gadung terhadap oogenesis mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan umbi Gadung menghambat siklus ovarii yang dampaknya mempengaruhi fungsi oogenesis.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Keputihan.
-Kencing manis.
-Kusta.
-Mulas.
-Nyeri empedu.
-Nyeri haid.
-Radang kandung empedu.
-Rematik (nyeri persendian).
-Kapalan (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Kusta (Lepra)
Penyakit kusta yang masih dini, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Gadung beberapa keping
Buah Cabe Jawa beberapa butir
Lada Putih secukupnya
Kelapa Parutan secukupnya
Gula Aren secukupnya
Air 150 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.
Kapalan
Ramuan:
Rimpang Gadung secukupnya
Air sedikit
Cara pembuatan:
Dipipis hingga seperti bubur.
Cara pemakaian:
Balurkan pada bagian kulit yang mengeras.
Lama pengobatan:
Diperbaharui setiap 3 jam.
Rematik
Selain diobati dengan obat modern atau obat tradisional dianjurkan makan Gadung.
Peringatan
Pemakaian yang terlalu banyak, dapat menyebabkan keracunan. Keracunan Gadung berakibat kejang-kejang. Penawar sementara kloralhidrat atau kalium bromida.
Catatan
Gadung merupakan umbi yang beracun. Agar dapat dimakan perlu pengolahan, seperti berikut ini. Umbi dipotong tipis-tipis, kemudian direndam dalam air yang telah dibubuhi garam. Umbi terus dialiri air sampai air cuciannya tidak berwarna putih. Setelah itu dijemur di panas matahari.
Ada beberapa jenis Gadung, antara lain:
Gadung Bunga Wangi.
Gadung Kuning.
Gadung Kelan.
Gadung Padi (bunga tidak berbau).
Komposisi :
Alkaloid dioskorina, diosgenina, saponin, furanoid norditerpena, zat pati, dan tanin. [iptek.net.id]
Gadung (Dioscorea hispida Dennust)
Sinonim : Dioscorea daemona Roxb. Dioscorea hirsuta Bl. Dioscorea triphylla Auct.
Familia : Dioscoreaceae
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bitule, Bunga meraya (Manado); Gadung, Gadung ribo (Sumatera Barat); Gadung (Sunda); Gadung (Jawa); Ghadhung (Madura); Gadung, Sikapa, Skapa (BeIitung); Iwi (Sumbawa); . Ondot in lawanan, Pitur (Minahasa); Siapa (Bugis); Sikapa (Makasar); Boti (Roti); Lei (Kai); Uhulibita, Ulubita (Seram); Hayule, Hayuru (Ambon). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Dioscoreae hispidae Rhizoma; Rimpang Gadung
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis dan menetralkan. KHASIAT Anti inflamasi, spasmolitik, diaforetik, dan kholagog. PENELITIAN Serafinah Indriyani, 1986. Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian perasan umbi Gadung terhadap oogenesis mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan umbi Gadung menghambat siklus ovarii yang dampaknya mempengaruhi fungsi oogenesis.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Keputihan.
-Kencing manis.
-Kusta.
-Mulas.
-Nyeri empedu.
-Nyeri haid.
-Radang kandung empedu.
-Rematik (nyeri persendian).
-Kapalan (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Kusta (Lepra)
Penyakit kusta yang masih dini, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Ramuan:
Rimpang Gadung beberapa keping
Buah Cabe Jawa beberapa butir
Lada Putih secukupnya
Kelapa Parutan secukupnya
Gula Aren secukupnya
Air 150 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.
Kapalan
Ramuan:
Rimpang Gadung secukupnya
Air sedikit
Cara pembuatan:
Dipipis hingga seperti bubur.
Cara pemakaian:
Balurkan pada bagian kulit yang mengeras.
Lama pengobatan:
Diperbaharui setiap 3 jam.
Rematik
Selain diobati dengan obat modern atau obat tradisional dianjurkan makan Gadung.
Peringatan
Pemakaian yang terlalu banyak, dapat menyebabkan keracunan. Keracunan Gadung berakibat kejang-kejang. Penawar sementara kloralhidrat atau kalium bromida.
Catatan
Gadung merupakan umbi yang beracun. Agar dapat dimakan perlu pengolahan, seperti berikut ini. Umbi dipotong tipis-tipis, kemudian direndam dalam air yang telah dibubuhi garam. Umbi terus dialiri air sampai air cuciannya tidak berwarna putih. Setelah itu dijemur di panas matahari.
Ada beberapa jenis Gadung, antara lain:
Gadung Bunga Wangi.
Gadung Kuning.
Gadung Kelan.
Gadung Padi (bunga tidak berbau).
Komposisi :
Alkaloid dioskorina, diosgenina, saponin, furanoid norditerpena, zat pati, dan tanin. [iptek.net.id]
Ekor kucing merupakan tanaman asli dari Hindia Barat. Umumnya, ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau di taman-taman. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur atau lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 12-20 cm, lebar 6-16 cm, berwarna hijau muda. Bunga berkelamin tunggal dalam satu pohon. Bunga betina berkumpul dalam karangan berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentuknya bulat panjang berjuntai ke bawah, berdiameter 1-1,5 cm, panjang 20-50 cm, berwarna merah. Buahnya bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji berbentuk bulat, kecil, berwarna putih kotor. Ekor kucing dapat diperbanyak dengan biji.
Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm. f.)
Sinonim : A. densiflora Bl.
Familia : euphorbiaceae
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: buntut kucing, ekor kucing, ekor kera. Jawa: tali anjing (Sunda), wunga tambang, lancuran (Jawa), ikut lutung (Bali). Maluku: lofoti (Ternate). NAMA ASING Gou wei hong (C), kattestaart (B), chenille plant, monkey's tail, cat's tail (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae hispidae Flos (bunga ekor kucing), Acalyphae hispidae Folium (daun ekor kucing).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bunga ekor kucing rasanya manis, kelat, sifatnya sejuk. Bunga ini berkhasiat untuk menghentikan perdarahan (hemostatis) dan peluruh kencing (diuretik). Akar dan daun berkhasiat hemostatis.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah bunga dan daun.
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan :
disentri, radang usus,
perdarahan, seperti berak darah, muntah darah, mimisan,
cacingan,
luka bakar,
tukak (ulkus) di kaki.
Daun digunakan untuk pengobatan :
bercak putih di kulit karena kehilangan pigmen (vitiligo),
disentri, batuk darah (hemoptisis), luka berdarah, dan
sariawan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 10-30 g bunga, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun atau bunga secukupnya sampai halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Vitiligo
Cuci segenggam daun segar dan kencur seukuran 1/2 ibu jari sampai bersih, lalu giling sampai halus. Balurkan pada bagian tubuh yang berbercak putih, lalu balut. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Luka berdarah
Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka, lalu balut dengan kain perban.
Cuci bunga segar dan pinang secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Selama dikunyah, dapat ditambah sedikit jahe, kencur, dan daun pulai yang masih muda.Telan air kunyahannya dan buang ampasnya. Lakukan beberapa kali dalam sehari.
Giling 30 g bunga segar dan 30 g gula enau sampai halus. Selanjutnya, makan campuran tersebut. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.
Komposisi :
Daun mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin. [iptek.net.id]
Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm. f.)
Sinonim : A. densiflora Bl.
Familia : euphorbiaceae
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Indonesia: buntut kucing, ekor kucing, ekor kera. Jawa: tali anjing (Sunda), wunga tambang, lancuran (Jawa), ikut lutung (Bali). Maluku: lofoti (Ternate). NAMA ASING Gou wei hong (C), kattestaart (B), chenille plant, monkey's tail, cat's tail (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae hispidae Flos (bunga ekor kucing), Acalyphae hispidae Folium (daun ekor kucing).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bunga ekor kucing rasanya manis, kelat, sifatnya sejuk. Bunga ini berkhasiat untuk menghentikan perdarahan (hemostatis) dan peluruh kencing (diuretik). Akar dan daun berkhasiat hemostatis.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah bunga dan daun.
INDIKASI
Bunga digunakan untuk pengobatan :
disentri, radang usus,
perdarahan, seperti berak darah, muntah darah, mimisan,
cacingan,
luka bakar,
tukak (ulkus) di kaki.
Daun digunakan untuk pengobatan :
bercak putih di kulit karena kehilangan pigmen (vitiligo),
disentri, batuk darah (hemoptisis), luka berdarah, dan
sariawan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 10-30 g bunga, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun atau bunga secukupnya sampai halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Vitiligo
Cuci segenggam daun segar dan kencur seukuran 1/2 ibu jari sampai bersih, lalu giling sampai halus. Balurkan pada bagian tubuh yang berbercak putih, lalu balut. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Luka berdarah
Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka, lalu balut dengan kain perban.
Cuci bunga segar dan pinang secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Selama dikunyah, dapat ditambah sedikit jahe, kencur, dan daun pulai yang masih muda.Telan air kunyahannya dan buang ampasnya. Lakukan beberapa kali dalam sehari.
Giling 30 g bunga segar dan 30 g gula enau sampai halus. Selanjutnya, makan campuran tersebut. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.
Komposisi :
Daun mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin. [iptek.net.id]
Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 1-25 m. Batang dan ranting kebanyakan berduri tempel. Poros daun dengan tangkai panjang 10-40 cm, tidak berduri tempel; anak daun bulat telur terbalik, segitiga atau bentuk belah ketupat dengan ujung tumpul, tepi rata, jarang berlekuk sedikit; anak daun ujung yang terbesar, 9-25 kali 10-30 cm. Bunga dalam tandan samping, pada ujung ranting yang gundul atau yang ada daun mudanya. Daun pelindung cepat rontok. Bunga tiga-tiga pada tonjolan; anak tangkai 0,5-1 cm. Kelopak akhirnya membelah dalam seperti pelepah; bendera 5,5-8 kali lebih kurang 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih; sayap muncul di Iuar kelopak, 1,5-2,5 cm panjangnya; lunas lebih kurang sama panjang, berdaun lepas, merah kotor. Bakal buah berambut rapat, bertangkai. Polongan di atas sisa kelopak di atas tangkai yang panjangnya 1,5-3 cm, menyempit di antara biji-biji, 10-25 kali sekitar 2 cm; dinding luar dapat lepas dari dinding dalam dan membuka tidak beraturan. Biji 1-12, panjang sekitar 2 cm. Di pantai atau daerah belakangnya, tepi muara sungai; juga dipelihara sampai 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, kulit kayu, akar, dan biji.
Dadap Ayam (Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr)
Sinonim : Erythirna variegata L. Var..Orientalis(L.) Merr
Familia : Papillionaceae (Leguminosae).
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Blendung. Dadap blendung (Sunda), Dadap ayam, Dadap laut (Jawa); Theutheuk (Madura); Galala kokotu (Ternate); Lola kohori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Erythrinae variegatae Folium; Daun Dadap Ayam.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah. KHASIAT Ekspektoran, antipiretik, antelmintik, dan insektisid PENELITIAN Derizar Deniska, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND. Pembimbing: Dra. Asmi Ilyas, Apt. dan Dr. Injomanoto, DMM, M.Sc. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba ekstrak daun Dadap Ayam terhadap beberapa bakteri penyebab tukak secara in vitro. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata sari rebusan, fraksi kloroform, dan fraksi sisa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus albus, Saureuos Streptococcus beta hemolyticus, dan Pseudomonaf aeruginosa.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Daun:
-Batuk.
-Demam.
-Disentri.
-Haid tidak teratur.
-Pelancar ASI.
-Sulit tidur.
-Radang (obat luar).
-Sakit kulit (obat luar).
Kulit kayu:
-Asma.
-Demam.
-Sakit hati.
-Rematik (obat luar).
-Patah tulang (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Haid Tidak Teratur
Beberapa helai daun dan beberapa buah bunga Dadap Ayam, dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur.
Pelancar ASI
Daun Dadap Ayam dan santan secukupnya, dibuat sayur yang cocok. Dimakan sebagai sayur.
Sulit Tidur
Beberapa helai daun Dadap Ayam dan herba Kangkung dibuat sayur. Dimakan sebagai sayur.
Catatan
Biji Dadap Ayam tidak enak. Biji Dadap Ayam dipotong tipis-tipis digunakan untuk meracuni ayam.
Komposisi :
Alkaloid eritralina, erisotiofina, kholina, betaina, erisovina, hepaforina, minyak lemak, dan resin.[iptek.net.id]
Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal merah dapat diperbanyak dengan biji.
Cabai Merah (Capsicum Annuum L.)
Sinonim :
Familia : Solanaceae
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang (Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah (Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.
INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan : rematik, sariawan, sakit gigi, :influenza, dan meningkatkan nafsu makan.
Getah daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.
Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka, bisul, dan sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Rematik
Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit. Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.
Luka, bisul
Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.
Komposisi :
Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata. [iptek.net.id]
Cabai Merah (Capsicum Annuum L.)
Sinonim :
Familia : Solanaceae
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang (Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah (Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.
INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan : rematik, sariawan, sakit gigi, :influenza, dan meningkatkan nafsu makan.
Getah daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.
Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka, bisul, dan sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Rematik
Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit. Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.
Luka, bisul
Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.
Komposisi :
Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata. [iptek.net.id]
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak.
Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Sinonim : A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia : compositae (asteraceae).
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.
Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.
Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban.
Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari.
Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.
Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut dengan air
Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid, dan kumarin [iptek.net.id]
Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Sinonim : A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia : compositae (asteraceae).
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.
INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.
Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.
Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban.
Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari.
Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.
Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut dengan air
Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid, dan kumarin [iptek.net.id]
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman, sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas tanah (herba).
Ajeran (Bidens pilosa L.)
Sinonim : Bidens sundaica Blume (1826), Bidens leucorrhiza (Lour.) DC. (1836), Bidens pilosa L. var. minor (Blume) Sherff (1925).
Familia : Asteraceae (Compositae).
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia: kancing baju, pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain), rakot (Kurtatchi, Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak (Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee nok sai, yaa koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr [aa] m th [ar] o. NAMA SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Demam.
2. Pencernaan tidak baik.
3. Rematik (nyeri persendian).
4. Selesma.
5.Usus buntu.
6.Wasir.
RAMUAN DAN TAKARAN
Selesma dan Demam
Ramuan:
Herba Ajeran (3 gram)
Babakan Pule (200 mg)
Daun Sembung (3 gram)
Daun Poko (2 gram)
Air (130 ml)
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.
Usus Buntu
Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui, ramuan ini dapat digunakan.
Ramuan:
Herba Ajeran (5 gram)
Air (120 ml)
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau pil.
Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.
Lama pengobatan:
Diulang selama 20 hari.
Komposisi :
Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak. [iptek.net.id]
Berupa pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, bentuk elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah bulat, buah muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian yang digunakan Akar, kulit kayu, dan daun.
Adem Ati (Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.)
Sinonim : Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill.
Familia : Lauraceae.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu ketek, Nyampu wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik.
Pemanfaatan :
Kegunaan Di Masyarakat
Akar:
1. Mencret.
2. Kencing manis.
3. Radang usus.
4. Radang kulit bernanah (obat luar).
Kulit kayu dan Daun (obat luar):
1. Bisul;
2. Luka berdarah;
3. Obat penenang;
4. Radang kulit bernanah;
5. Radang payudara;
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis
Ramuan:
Akar Adem Ati 5 gram
Daun Salam segar 4 lembar
Air 140 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.
Mencret, Radang Usus
Ramuan:
Akar Adem Ati 6 gram
Rimpang Kunyit segar 6 gram
Ai 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan untuk ke dokter.
Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul
Ramuan:
Kulit kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya
Daun Sambilata secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:
Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut, sebaiknya dibersihkan dengan air hangat dahulu.
Lama pengobatan:
Diperbaharui setiap 3 jam.
Komposisi :
Alkaloid (golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol, dan minyak atsiri. [iptek.net.id]
Adem Ati (Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.)
Sinonim : Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill.
Familia : Lauraceae.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu ketek, Nyampu wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik.
Pemanfaatan :
Kegunaan Di Masyarakat
Akar:
1. Mencret.
2. Kencing manis.
3. Radang usus.
4. Radang kulit bernanah (obat luar).
Kulit kayu dan Daun (obat luar):
1. Bisul;
2. Luka berdarah;
3. Obat penenang;
4. Radang kulit bernanah;
5. Radang payudara;
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis
Ramuan:
Akar Adem Ati 5 gram
Daun Salam segar 4 lembar
Air 140 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.
Mencret, Radang Usus
Ramuan:
Akar Adem Ati 6 gram
Rimpang Kunyit segar 6 gram
Ai 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan untuk ke dokter.
Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul
Ramuan:
Kulit kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya
Daun Sambilata secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:
Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut, sebaiknya dibersihkan dengan air hangat dahulu.
Lama pengobatan:
Diperbaharui setiap 3 jam.
Komposisi :
Alkaloid (golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol, dan minyak atsiri. [iptek.net.id]
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman.
Adas (Foeniculum vulgare Mill)
Sinonim : = E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn.
Familia : Apiaccae (Umbelliferae)
Nama Lokal :
Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,; Pembengkakan saluran sperma (epididimis),; Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat atau jamur, meningkatkan penglihatan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah masak (Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur sampai kering.
KEGUNAAN:
Buah bermanfaat untuk mengatasi :
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual,
muntah, diare,
- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan,
- batuk berdahak, sesak napas (asma),
- haid: nyeri haid, haid tidak teratur,
- air susu ibu (ASI) sedikit,
- putih telur dalam kencing (proteinuria),
- susah tidur (insomnia),
- buah pelir turun (orchidoptosis),
- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis),
- pembengkakan saluran sperma (epididimis),
- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis),
- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya,
- rematik gout, dan
- keracunan tumbuhan obat atau jamur.
Daun berkhasiat mengatasi :
- batuk,
- perut kembung, koilk,
- rasa haus, dan
- meningkatkan penglihatan.
CARA PEMAKAIAN :
Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum.
Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka.
Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Batuk
a. Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2
cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok
teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali
sehari, sampai sembuh.
b. Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2
kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum,
bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang
jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali
sehari, masing-masing 1/2 gelas.
2. Sesak napas
a. Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok
makan air panas. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari,
sampai sembuh.
b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2
jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun
poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah
3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi
lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira
separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
3. Sariawan
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler
1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, sisik naga 1/5 genggam,
daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut
1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari,
rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus
dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah
dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup
3/4 gelas.
4. Haid tidak teratur
Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam,
jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari,
bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu
sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.
Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari,
masing-masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan obat atau jamur
Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan
setengah cangkir arak. Minum selagi hangat.
5. Batu empedu
Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air
panas. Min
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil). KANDUNGAN KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini. [iptek.net.id]
Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya karena bakteri atau parasit) atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman). Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya barang asing di tubuh.
Organisme atau barang asing membunuh sel sekitarnya, mengakibatkan keluarnya toksin. Toksin tersebut menyebabkan radang, sel darah putih mengalir menuju tempat tersebut dan kemudian meningkatkan aliran darah di tempat tersebut.
Struktur terakhir bisul adalah dinding bisul yang terbentuk oleh sel sehat untuk mencegah barang asing tersebut masuk ke dalam tubuh dan mencegah terkena nya sel lain. Namun, enkapsulasi ini berfungsi untuk mencegah sel imun untuk menyerang bakteri atau barang asing di bisul.
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.
Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan.
Jika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pembiakan contoh jaringan kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus.
Jika bisul timbul di sekitar hidung biasanya akan diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) karena infeksi bisa dengan segera menyebar ke otak
Karbunkel
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus.
Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius.
Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan dan dermatitis.
Beberapa bisul bersatu membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki beberapa titik pengaliran nanah. Massa ini letaknya bisa lebih dalam di bawah kulit dibandingkan dengan bisul biasa.
Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat yang sama.
Faktor resiko terjadinya karbunkel adalah: - tingkat kebersihan yang buruk - keadaan fisik yang menurun - gesekan dengan pakaian - pencukuran.
Pada kulit yang terkena ditemukan beberapa bisul yang bersatu disertai nyeri yang sifatnya ringan atau sedang. Kulit tampak merah dan membengkak. Karbunkel yang pecah akan mengeluarkan nanah lalu mengering dan membentuk keropeng.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan penyebabnya, bisa dilakukan biopsi atau pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi.
Untuk mengendalikan infeksi diberikan sabun anti-bakteri, antibiotik topikal (salep atau krim) dan antibiotik per-oral.
Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan. Jangan pernah memencet atau mencoba memecahkan karbunkel di rumah, karena bisa memperburuk dan menyebarkan infeksi. Jika nanahnya sudah mengering, luka yang tertinggal harus sering dibersihkan dan sesudah menangani karbunkel, tangan harus dicuci bersih-bersih.
PENCEGAHAN Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
Bisul bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak. Jadi salah kalau bisul itu disebabkan kebanyakan makan telur. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi pun akan mudah terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan dunia bermain, termasuk main yang kotor-kotor semisal main tanah. Belum lagi habis main si anak langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan lebih dulu. "Nah, kalau kebersihan anak dan bayi tak dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, ya, susah. Itu akan mempermudah terjadinya bisul,Selain itu, anak-anak biasanya sering menggaruk karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat banyak keringat dan biang keringat. Padahal, , garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya kuman dan timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak yang sering berkeringat, apalagi keringat buntet, mudah timbul bisulan." Yang pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit menular. "Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan kumannya dari satu tempat ke tempat lain." Tak heran awam sering menyebut bisulnya jadi beranak. "Itu menunjukkan daya tahan tubuh anak kurang sekali."
JANGAN DIPENCET
Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai istilahnya "matang". Padahal, justru sebetulnya kalau bisa bisul jangan sampai bernanah, "Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah dan banyak lagi. Kulit bisa berongga.
Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya bisa disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk salep atau krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan jenis lain. Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena dibuat dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi, jika sudah membesar, agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik yang diminumkan juga.
Penisilin juga merupakan salah satu obat pilihan. Cuma, bakteri staphylococcus aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap penisilin, karena kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya tak berfungsi lagi. Akibatnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu, anjur itu lebih baik berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim yang dikeluarkan kuman tadi, supaya efektif. Selain itu, penisilin juga merupakan salah satu obat yang relatif sering menimbulkan reaksi alergi.
Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Biasanya dokter akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan lebih sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan akan berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet, penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas pada jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang lebih tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena jaringannya yang rusak akan membekas," [wikipedia]
Organisme atau barang asing membunuh sel sekitarnya, mengakibatkan keluarnya toksin. Toksin tersebut menyebabkan radang, sel darah putih mengalir menuju tempat tersebut dan kemudian meningkatkan aliran darah di tempat tersebut.
Struktur terakhir bisul adalah dinding bisul yang terbentuk oleh sel sehat untuk mencegah barang asing tersebut masuk ke dalam tubuh dan mencegah terkena nya sel lain. Namun, enkapsulasi ini berfungsi untuk mencegah sel imun untuk menyerang bakteri atau barang asing di bisul.
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.
Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan.
Jika furunkel sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pembiakan contoh jaringan kulit bisa dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah stafilokokus.
Jika bisul timbul di sekitar hidung biasanya akan diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) karena infeksi bisa dengan segera menyebar ke otak
Karbunkel
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus.
Pembentukan dan penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius.
Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan dan dermatitis.
Beberapa bisul bersatu membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki beberapa titik pengaliran nanah. Massa ini letaknya bisa lebih dalam di bawah kulit dibandingkan dengan bisul biasa.
Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat yang sama.
Faktor resiko terjadinya karbunkel adalah: - tingkat kebersihan yang buruk - keadaan fisik yang menurun - gesekan dengan pakaian - pencukuran.
Pada kulit yang terkena ditemukan beberapa bisul yang bersatu disertai nyeri yang sifatnya ringan atau sedang. Kulit tampak merah dan membengkak. Karbunkel yang pecah akan mengeluarkan nanah lalu mengering dan membentuk keropeng.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan penyebabnya, bisa dilakukan biopsi atau pembiakan contoh jaringan yang terinfeksi.
Untuk mengendalikan infeksi diberikan sabun anti-bakteri, antibiotik topikal (salep atau krim) dan antibiotik per-oral.
Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan. Jangan pernah memencet atau mencoba memecahkan karbunkel di rumah, karena bisa memperburuk dan menyebarkan infeksi. Jika nanahnya sudah mengering, luka yang tertinggal harus sering dibersihkan dan sesudah menangani karbunkel, tangan harus dicuci bersih-bersih.
PENCEGAHAN Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
Bisul bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak. Jadi salah kalau bisul itu disebabkan kebanyakan makan telur. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi pun akan mudah terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan dunia bermain, termasuk main yang kotor-kotor semisal main tanah. Belum lagi habis main si anak langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan lebih dulu. "Nah, kalau kebersihan anak dan bayi tak dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, ya, susah. Itu akan mempermudah terjadinya bisul,Selain itu, anak-anak biasanya sering menggaruk karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat banyak keringat dan biang keringat. Padahal, , garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya kuman dan timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak yang sering berkeringat, apalagi keringat buntet, mudah timbul bisulan." Yang pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit menular. "Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan kumannya dari satu tempat ke tempat lain." Tak heran awam sering menyebut bisulnya jadi beranak. "Itu menunjukkan daya tahan tubuh anak kurang sekali."
JANGAN DIPENCET
Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai istilahnya "matang". Padahal, justru sebetulnya kalau bisa bisul jangan sampai bernanah, "Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah dan banyak lagi. Kulit bisa berongga.
Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya bisa disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk salep atau krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan jenis lain. Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena dibuat dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi, jika sudah membesar, agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik yang diminumkan juga.
Penisilin juga merupakan salah satu obat pilihan. Cuma, bakteri staphylococcus aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap penisilin, karena kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya tak berfungsi lagi. Akibatnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu, anjur itu lebih baik berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim yang dikeluarkan kuman tadi, supaya efektif. Selain itu, penisilin juga merupakan salah satu obat yang relatif sering menimbulkan reaksi alergi.
Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Biasanya dokter akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan lebih sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan akan berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet, penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas pada jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang lebih tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena jaringannya yang rusak akan membekas," [wikipedia]
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Waru (Hibiscus tiliaceus L.)
Sinonim :
Familia : malvaceae.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. NAMA ASING Tree hibiscus. NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan bunga.
INDIKASI
Daun waru digunakan untuk pengobatan :
TB paru-paru, batuk, sesak napas, Radang amandel (tonsilitis), Demam, Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah, Radang usus, Bisul, abses, Keracunan singkong, Penyubur rambut, rambut rontok,
TB paru-paru, batuk, sesak napas, Radang amandel (tonsilitis), Demam, Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah, Radang usus, Bisul, abses, Keracunan singkong, Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar digunakan untuk mengatasi :
terlambat haid, demam.
Bunga digunakan untuk pengobatan :
radang mata.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
1.Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam air saringannya, lalu minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas minum.
2.Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.), dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4nya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
Radang usus
Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum air saringan sekaligus.
Muntah darah
Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih, lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum sekaligus.
Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20 daun randu segar ( Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus. Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain sambil diperas. Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan handuk atau sepotong kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3 kali seminggu.
Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai. Selanjutnya, peras dan saring menggunakan sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih subur.
Bisul
Cuci 5 lembar daun waru segar, lalu giling dan tempelkan
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. [iptek.net.id]
Wijayakusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga tanaman wijayakusuma. Bunga wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan. Pada umumnya tanaman jenis kaktus sukar untuk ditentukan morfologinya, tetapi wijayakusuma dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Batang pohon wijayakusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, lain halnya dengan kaktus-kaktus pada umumnya. Pada setiap tepian daun wijayakusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga . Wijayakusuma dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas.
Wijaya kusuma (Epiphyllum anguliger)
Sinonim :
Familia : Cactaceae
Nama Lokal :
Wijayakusuma (Indonesia);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Luka;
Pemanfaatan : 1. Luka
Bahan: 1 helai daun wijayakusuma
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut verban.
Komposisi :
kandungan kimia : Tumbuhan wijayakusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian. [iptek.net.id]
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel (Daucus carota) dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) - jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis. - jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. - jenis mantes, yakni wortel hasil kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas oranye.
Wortel (Daucus carota, Linn.)
Sinonim : Daucus carota, Linn.
Familia : Apiaceae
Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;
Pemanfaatan :
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air,
kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih
sampai merata;
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan
dibalut dengan verban.
b. Bahan: 3 umbi wortel;
Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan
lainnya;
Cara menggunakan: diperas dan disaring, kemudian diminum
menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya;
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: diminurn setiap pagi hari secara teratur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram. [iptek.net.id]
Wortel (Daucus carota, Linn.)
Sinonim : Daucus carota, Linn.
Familia : Apiaceae
Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol (Sunda), Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;
Pemanfaatan :
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air,
kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
2. Eksim
a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih
sampai merata;
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan
dibalut dengan verban.
b. Bahan: 3 umbi wortel;
Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan
lainnya;
Cara menggunakan: diperas dan disaring, kemudian diminum
menjelang tidur malam.
4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya;
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: diminurn setiap pagi hari secara teratur.
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram. [iptek.net.id]